Kurikulum dapat dimaknai sebagai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid pada satuan pendidikan sesuai visi dan misi yang telah ditetapkan. Kurikulum juga diibaratkan sebagai jantungnya pendidikan, jika jantung lemah maka aliran darah juga ikut lemah, maka proses penyaluran darah harus lancar. Untuk itu kurikulum haruslah berisikan tujuan pembelajaran, rancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan mengevaluasi pembelajaran. Sebagaimana yang dinyatakana oleh Raph Tayler dalam bukunya the "basic principle of Kurikulum" mengungkapkan setidaknya ada 4 komponen dalam kurikulum yaitu: Tujuan, Konten, Metode atau cara, dan Evaluasi.
A.
Peran dan Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum
bagi guru bisa dijadikan untuk panduan dalam proses belajar murid. Sedangkan peran kurikulum sebagai pedoman dan arahan dalam proses pembelajaran. Peran dan fungsi kurikulum dapat dioptimalisasi dengan:
1.
Mewariskan nilai dan budaya masyarakat
yang relevan dengan masa ini
2.
Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan
saat ini dan masa depan dan yang.
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan atau kontekstual sebagai kontrol sosial.
Umumnya beberapa
negara mengklasifikasi kurikulum dalam 3 komponen, yaitu: Tujuan pembelajaran
atau konten, Panduan pedagogi, dan Panduan asesment. Komponen itu dapat
kita gunakan dalam mendesain kurikulum pembelajaran berdasarkan kebutuhanmu
mulai dari kompetensi apa yang akan dimiliki murid sampai proyeksi masa depan
dan bagaimana cara mewujudkan atau mencapai kompetensi tersebut dengan begitu
sangat jelas bahwa murid menjadi acuan atau Core dari kurikulum itu sendiri
maka "Kemerdekaan murid dalam belajar sebagai jantung dari pengembangan
kurikulum".
B.
Megapa Kurikulum Perlu Dirubah?
Proses pembelajaran
termasuk kurikulum yang diselenggarakan pada satuan pendidikan haruslah terus menyesuaikan dengan kebutuhan murid dan terus beradaptasi. Sehingga sebagai guru juga harus terus belajar untuk mengikuti dan memahami trend kehidupan murid yang tergolong
generasi Z dan A. Berbagai penelitian menyampaikan bahwa mereka
sulit dipisahkan dengan media sosial keadaan ini bisa dimanfaatkan oleh guru
untuk tujuan pembelajaran misalnya dengan meminta murid membuat dan
mengumpulkan tugas melalui aplikasi digital yang relevan dengan tugasnya.
Guru sebagai ujung tombak dari pengimplementasian kurikulum dalam proses pembelajaran. Haruslah tahu, bahwa kurikulum nasional itu perlu disesuaikan dengan kebutuhan satuan pendidikan. Pengembangan kurikulum diperlukan di setiap satuan pendidikan di sinilah. Peran kita sebagai pemilik dan pengembang kurikulum pada satuan pendidikan. Kita harus melakukan adaptasi sesuai dengan konteks dan karakteristik murid, begitupun juga dengan proses pembelajaran. Guru yang lebih mengetahui kebutuhan murid-murid akan kompetensi apa yang dibutuhkan? dan bagaimana cara mewujudkannya?
Proyeksi pendidikan tahun 2030 dilakukan oleh OECD mengarahkan pada kompetensi tidak hanya fokus pada arah kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi ada value/nilai yang seharaus dapat melengkapi kompetensi peserta didik. Kualitas literasi, numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional peserta didik merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan peserta didik. Ha ini untuk membangun kompetensi transformatif dengan siklus belajar, antisipasi-aksi-refleksi menuju pembelajaran sepanjang hayat.
“Bahwa kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan konteks zamannya" Kurikulum bersifat dinamis, dikembangkan terus dan diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan dan masa depan. Masa sekarang materi pelajaran dapat dijangkau dengan mudah melalui media internet. Betapa zaman sungguh berubah cita-cita kita dahulu hanya menjadi dokter, polisi, tentara, atau jadi guru. Namun kini pilihan cita-cita murid lebih beragam dan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Misal, menjadiadi ilustrator animasi karakter kartun, menemukan software- software komputer, pengembang aplikasi game, dll.
Ki Hajar Deawantara menyatakan "Maksud pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat." Gurulah yang diberikan kesempatan untuk menuntun perkembangan dan pertumbuhan murid dengan berpedoman pada kurikulum. Guru tidak bisa membentuk atau merubah kekuatan kodrat yang sudah ada pada diri murid.
Ada pepatah yang mengatakan seorang anak "It takes a village to raise a child" Butuh seluruh desa untuk membesarkan seorang anak. Di desa ada berbagai peran yang berpengaruh pada perkembangan dan pertumbuhan murid yaitu: peran orang tua, peran masyarakat, dan peran sekolah. Merekalah yang sering disebut sebagai tiga pilar pendidikan.
🙏🙏🙏
Mohon komentar dengan melanjutkan kalimat ini;
• Dari
paparan yang disampaikan, sebelumnya saya pikir .............., ternyata
.................
• Langkah
kecil yang akan saya lakukan setelah ini adalah ................